Kejadian ini sebenarnya sudah lama sekali.....tepatnya saat putri kecil kami masih play group. Sedari kecil ia memang paling senang membuntuti saya bila saya lagi masak didapur. Sementara sang kakak yang usianya selisih dua tahun itu tidak mau diganggu aktifitasnya membuat lukisan didinding ruang tamu dengan krayon membuat saya membiarkan sikecil ikut saya beraktifitas didapur " daripada berantem " pikir saya.
Saya juga nggak pernah keberatan sang kakak menghabiskan krayonnya untuk menghiasi ruang tamu kami, " biar saja toh masa itu akan lewat dan tak terulang lagi, satu saat kelak akan menjadi satu kisah sendiri bagi mereka "
Jika saya perhatikan Adek Jehan dari dulu sampai sekarang sudah kelas V SD memang paling semangat kalau diajak ke dapur, pertama - tama dia hanya memperhatikan semua tingkah laku saya sambil duduk dikursi kecilnya.
Lama kelamaan dia mengikuti apapun yang saya lakukan, dapur yang kecil itu sering membuat saya hampir menabraknya bila sedang mengerjakan sesuatu.
Saya paham ..... anak seumur itu memang paling senang meniru dan bereksplorasi.
Untuk menghindari kecelakaan bila saya tengah membawa barang yang panas...saya kemudian membelikan alat masak - masakan yang mirip dengan aslinya, lalu dia saya perbolehkan mengambil beberapa sayuran yang dia suka untuk dipotong - potong dengan menggunakan peralatan masak yang dia punya dan aktifitasnya itu saya pindah ke teras belakang rumah yang tak jauh dari dapur sehingga dia dan saya masih tetap bisa saling berhubungan.
Lain kali ia pernah meniru tingkah saya ketika sedang membuatkan susu untuknya meski belepotan sana sini saya biarkan ia berusaha sendiri, ketika sudah jadi, ia mengulurkan gelas plastiknya pada saya sambil berkata " Ini untuk ibu biar kuat dan cepet gede ", saya geli karena itu kata - kata yang selalu saya ucapkan pada mereka setiap kali mengajak mereka minum susu.
" Subhannallah, adek udah bisa bikin susu sendiri.....wah ini rasanya enak banget, ibu aja kalah " dan dia tersenyum bangga, lalu dengan semangat dia menawari sang kakak yang sedang asyik sendiri, " Mas Yudi mau susu nggak ?"
Dan si kakak yang cuek dan kreatifnya mirip bapaknya itu hanya mengangguk sambil terus dengan keasyikkannya.
Gadis kecilku itupun dengan semangat mulai menyiapkan dua gelas plastik bersiap membuat susu lagi....." Lho sayang kok dua bikinnya ?" tanya saya heran.
" Khan satunya buat bapak....."
" Buat bapak nanti sore aja ya.... khan bapak masih dikantor "
" Khan bisa dimasukkan disini " ujarnya sambil menunjuk kearah kulkas.
" Nanti nggak enak " kata saya berusaha membujuknya, tapi dia bersi keras hendak membuatnya saat itu juga.
" Biar seger...capeknya bapak biar ilang " Saya tersenyum geli lagi, itu juga kata - kata saya kalau ke dua buah hati saya bertanya " mengapa bapak boleh minum es tapi kok mereka nggak boleh ?"
Ya.....sudah akhirnya saya biarkan saja dia meneruskan kegiatannya. Usai membuat susu, gadis cilikku belum juga puas ia mulai mengambil wadah plastik yang biasa saya pakai untuk mencuci beras, sambil motong sayuran saya perhatikan tingkahnya.....rupanya ia hendak meniru saya kalau lagi masak nasi.
" Adek....ibu barusan sudah masak nasi, masak nasinya besok lagi aja..."
" Nggak...aku mau masak sekarang "
" Sayang sini ibu kasih tau "
" nih....ibu udah selesai masak nasinya.....masih panas khan ?" kata saya seraya menggendongnya dan menunjukkan tempat penanak nasi yang masih mengeluarkan asap panas padanya.
Tiba - tiba anak saya itu menangis " Huuu....ibu jahat, adek khan mau bantu ibu !"
Saya jadi merasa bersalah " Bantu ibu masak nasinya besok aja gimana.....sekarang adek bantu ibu mencuci sayur ini biar bersih...mau ?" tawar saya padanya.
Spontan tangisnya berhenti dan melorot turun dari gendongan saya, lalu dengan sigap ia mulai mencuci sayur yang hendak saya masak, sambil saya ajari caranya....jangan ditanya seluruh lantai jadi seperti banjir.
Sampai sekarang pun adek Jehan paling senang kalau saya ajak membantu didapur, pernah satu kali ia saya tanya ( ketika masih duduk dikelas III SD ) " Adek kalau sudah besar...pengen jadi apa ?"
Dan jawabannya sungguh membuat saya ingin tertawa, dengan kalem ia menjawab " Mau jadi kayak ibu "
" Lho kok kayak ibu, nggak pengen jadi dokter...arsitek atau guru "
" Khan nanti nggak ada yang jaga rumah adek bu "
" Emang rumahnya bisa lari ya....?"
"Ya nggak....tapi ibu khan juga dirumah gak kerja kayak mamanya temenku "
" Sayang, setiap orang jalan hidupnya berbeda - beda..... yang terpenting adek harus punya cita - cita, punya mimpi biar kita ada semangatnya "
" Khan ibu meski di rumah juga kadang - kadang punya kerjaan yang ibu kerjakan dirumah tapi dapet duit... "
" Emang ibu juga punya cita - cita ?"
" Iya donk....ibu pengen suatu hari nanti usaha ibu ini jadi besar...."
" Ya udah adek cita - citanya sama aja sama ibu "
"....?????" ha...ha....ha..adek..adek