Sabtu, 27 Maret 2010

KETIKA KAMI LAGI RIBUT......











Ada seorang teman lama yang memberi masukan tentang isi blog yang memang masih baru ini. Sebagai pendatang baru , saya memang merasa banyak sekali kurangnya, karena itu saya sering sekali minta pendapat beberapa teman yang saya kenal hingga suami sendiri.


Dan selama ini komentar yang saya dapatkan selalu bernada sama... " Bagus !" ( just it ), hingga kemudian saya jadi bertanya - tanya dalam hati, sebenarnya memang bagus beneran atau mereka hanya sekedar menyenangkan hati saya atau agar saya tak tersinggung. Padahal setiap kali membuka blog dan menelitinya kembali, entah mengapa saya kok selalu merasa " ini kurang menarik " ( minder mode on ).
Dan ketika saya  membuka blog milik orang lain, mencoba untuk  membandingkan dengan punya saya......waduh saya merasa semakin minder ( kok mereka bisa bagus yaaa? ).
Kemarin teman lama yang saya temukan dari FB, berkomentar kalau blog ini kurang variatif dan sebaiknya ditambahkan materi lain, saya tercenung dan berpikir lama sekali.
Karena materi yang diusulkannya terus terang bagi saya SULIT luar biasa.
Dia bilang blog saya terlalu " ibu banget " nggak ada " istri bangetnya " ha...ha...ha
Saya tau dia mo bilang terlalu monoton.....
Tapi bener kok dia....setelah saya lihat - lihat lagi, baca - baca lagi ......bosan, emang monoton banget !!!Waduh kenapa yang lain suka bilang bagus doang ya....? ( Thanks banyak ya buat supportnya friend ! )




Sekarang masalahnya sulit banget bikin artikel yang diusulkannya, dari sejak ia memberi komentarnya.....sampai saat ini saya masih terus berpikir....dan berpikir.....dan belum ketemu juga.
Saya merasa pengalaman real sebagai istri masih standard - standard ajah seperti yang biasa para istri lain lakukan. Dan lagi saya juga merasa masih banyak sekali kekurangannya....apa ya pantas...?.
Satu kali pernah saya tanyakan pada suami, tentang saya sebagai istrinya karena saya pengen tau komentarnya.....dan seperti biasa suami cuma senyum - senyum sambil berkata " bagus "...???????....aduh standard banget sih mas !!!




Kami menikah kurang lebih 14 tahun yang lalu, tanpa mengalami yang namanya " pacaran " istilah anak - anak muda, sebenarnya kami kenal sudah lama sekali ( karena suami adalah kakak sepupu dari sahabat saya waktu masih kuliah dulu ), tapi saat itu hanya sebatas kenal karena saya kuliah di Surabaya dan suami sudah bekerja di Tangerang. Satu hal yang menarik dari suami adalah ke taatannya pada sang Khalik.
Hal tersebut juga yang membuat saya suka dan menyetujuinya ketika ia mengajak menikah meski belum lama kenal secara akrab, pertimbangannya adalah karena sejak dulu saya memang selalu menginginkan pendamping hidup yang dapat membimbing saya untuk dunia akherat. Agar bisa mempunyai keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Warohma ( amiiin ).




Tapi ternyata membangun rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah dan Warohma tidak hanya bisa bermodalkan memiliki suami yang Sholeh semata, bagi kami yang memulai rumah tangga tanpa melalui proses pengenalan antar pribadi yang lama, ditambah selisih umur yang jauh ( suami lebih tua 8 th ) acapkali membuat komunikasi antar kami sering macet. Karena 
baik dari style hingga kesukaan kami memang jauh berbeda....hal ini yang membuat lima tahun pertama dalam kehidupan rumah tangga kami sering ribut dari ribut kecil hingga ribut besar sering kami alami waktu itu....( please jangan dianggap mo buka aib !!!! ).
Ditambah pengetahuan agama saya juga belum banyak , sering membuat hal - hal kecil menjadi bahan pertengkaran kami berdua. Sifat saya yang manja dan kekanak - kanakan sering membuat suami yang cenderung keras, cuek dan sedikit fanatik, merasa tidak suka.


Bayangin saya yang dari TK sudah ditinggal bapak kemudian menikah dengan pria yang usianya lebih tua tentu wajar kalau jadi pengen bermanja - manja. Pernah satu kali saat saya tengah hamil anak pertama, saat itu saya ingin sekali makan roti goreng yang dijual diperempatan Harapan Kita ( letaknya agak jauh dari rumah ), waktu itu usai maghrib saya bilang ke suami minta diantar, tapi dengan santainya suami bilang saya disuruh berangkat sendiri dan malah nitip beli buah untuk dia.....??????
Aduh....saat itu perasaan saya kayak diaduk - aduk, marah, kesal, benci jadi satu, tapi meski namanya air mata udah mau turun saya tahan dan tanpa pamit saya tinggal suami dirumah, pikir saya daripada dirumah BETE, saya pergi dengan naik becak, di becak jangan ditanya lagi...air mata dah kayak sungai amazon aja...... saat itu mungkin abang becak dan penjual roti goreng serta beberapa pembeli yang lain pada ngerti karena mata saya dah gak karuan ( ampun malunya kalau ingat !!! ) .......pernah satu kali saya ceritakan lagi pada suami kejadian tersebut .....dia malah terkejut dan berujar " Masak sih bu...bapak kayak gitu dulu ..." dan kemudian berulang kali minta maaf pada saya......mendengar kata maafnya aja rasanya sakit hati yang dulu lenyap sudah.
Demikian juga ketika saya keasyikan menjahit baju bayi hingga lupa waktu, sampai - sampai lupa untuk masak nasi dan membuat teh untuk menyambut kedatangannya.......otomatis meja makanpun kosong melompong, karuan suami marah dan saya juga gak mau kalah ikut marah ( " lha wong salah kok malah galak !".... komentar suami ketika itu ) pokoknya kacau deh di lima tahun pertama pernikahan kami.




Lama - lama saya sadar harus ada solusi untuk semua ini kalau ingin mempertahankan rumah tangga kami ini. Belajar dari banyak buku - buku tentang menjadi istri yang baik dan mempelajari style suami, mendatangkan sifat ikhlas dan ridho dalam diri yang memang swear itu gak mudah.....sampai sering bermunajat pada Allah dimalam hari, saya rasakan lambat laun, terjadi perubahan yang besar pada rumah tangga kami.


Tapi bukan berarti sekarang kami gak pernah ribut.....ribut dalam rumah tangga itu khan bumbu keharmonisan, ribut yang kami alami sekarang sudah sangat jarang dan biasanya tidak lagi dengan suara tapi biasanya lebih banyak diem - dieman ( anak khan dah semakin gede... ),
dan gak pernah lama....


Ada cara suami untuk " berbaikan kembali " setelah kami ribut, yang tergolong unik, yaitu dengan cara membelikan martabak telur yang memang makanan kesukaan saya, dan ditaruhnya di dekat saya berada secara diam - diam misalnya.... pernah saat saya masih dikamar mandi, tiba - tiba dari arah pintu kamar mandi kami yang kecil tercium aroma martabak telor yang menggiurkan, sementara dari luar terdengar suara cekikikan anak - anak, tentu saja saya bingung dan.... ketika saya buka pintu kamar mandinya....ada sebungkus martabak nyantol rapi di ganggang pintu dan anak - anak tertawa tergelak, sementara suami entah kemana, " Pasti ngajakin damai nih...." pikir saya, karena masih gengsi martabak saya taruh aja di meja tamu...lalu saya tinggal masuk kamar.....lha dalah..... ternyata suami sudah menunggu dikamar dan ...cup satu kecupan permintaan maaf mendarat dipipi saya.
Sampai sekarang anak - anak menyebut martabak telur sebagai " makanan pendamai "...ha...ha..ha




Kalau saya yang merasa salah biasanya cara meminta maafnya dengan membawakan teh panas didekat ia berada dan cowel sekali....belum reaksi....cowel lagi....belum reaksi juga....yaw dah saya peluk aja ia dari belakang sembari bilang minta maaf ( kayak iklan teh sari wangi ya....), atau terkadang saya selipkan catatan di balik piring makannya yang berisi ungkapan permintaan maaf, biasanya....masalah jadi luntur dengan sendirinya.  Dan saat kami semua sudah pulih dan reda amarahnya biasanya sambil santai dan becanda saya singgung tentang ketidak setujuan saya. Adakalanya masalah jadi tuntas....adakalanya masalah menguap untuk saat itu ( diwaktu lain terulang lagi...he...he...he )




Sering jika saya kilas balik kemasa lalu....kalau saja saya mengerti arti ikhlas dan syukur dari dahulu, mungkin tak akan pernah ada hiruk pikuk dalam rumah tangga kami, Saat ini apapun yang ada, patut saya syukuri ...meski rumah pun baru terisi perabot yang sederhana setelah usia pernikahan hampir 10 th dan beberapa kali usaha yang akan saya rintis selalu dilibas banjir hingga bukannya untung tapi malah tekor, saya tetap mensyukurinya bagi saya yang terpenting rumah tangga kami adem ayem dan anak - anak sehat jasmani rohani, lahir dan batin......amiiin.




Sungguh itu adalah hal standard yang memang harus dilakukan setiap istri bukan.....? jadi bukan hal istimewa yang sebenarnya patut saya angkat jadi cerita,  swear saya bingung milih pengalaman yang menarik, sampai saat ini pun saya belum pernah merasa jadi istri terbaik bagi suami saya...mudah - mudahan selalu ada kesempatan bagi saya untuk memperbaiki diri memerangi sifat buruk agar bisa menjadi istri sholehah idaman suami..... amiiin lagi!!!!















0 komentar:

Posting Komentar