Senin, 01 Maret 2010

Meringankan Shalat Sunnah Fajar


Pada pembahasan yang lalu dijelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam selalu mengerjakan shalat sunnah fajar dua rakaat terlebih dahulu sebelum berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah bersama para sahabat. Akan tetapi, jika biasanya beliau senang memanjangkan shalat sunnahnya, maka dalam shalat sunnah fajar ini beliau mengerjakannya dengan ringan dan tidak memperpanjang bacaannya.
Dalam sebuah hadits shahih disebukan, Dari Hafshah Radhiyallahu Anha, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam apabila muadzin telah mengumandangkan adzan subuh dan subuh telah tampak, beliau shalat dua rakaat ringan. (Muttafaq Alaihi)
Di dalam Nuzhat Al-Muttaqin dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan dua rakaat ringan adalah meringankan shalat sunnah dua rakaat fajar dalam bacaan dan gerakannya, yakni shalat dengan cepat. Sampai-sampai  dikarenakan cepatnya  Aisyah pernah bertanya dalam hati, apakah beliau membaca Al-Fatihah atau tidak dalam dua rakaat tersebut.
Tentu saja shalat sunnah fajar dua rakaat yang ringan ini, harus dengan menjaga kesempurnaannya tanpa tergesa-gesa. Dengan demikian, jika shalat qabliyah subuh ini diringankan, akan tersedia waktu yang cukup banyak untuk melaksanakan shalat subuh dengan bacaan yang panjang. Seperti yang kita ketahui, bahwa Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam senantiasa membaca ayat-ayat yang panjang dalam shalat subuhnya, sekitar enam puluh hingga seratus ayat, sebagaimana diceritakan oleh kitab-kitab hadits. Sehingga manakala pulang kembali dari shalat subuh, para sahabat dapat melihat dengan jelas wajah sahabatnya dikarenakan hari telah terang (liha fiqh Sunnah 1/80).
Asiyah Radhiyallahu Anha berkata, Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam selalu meringankan shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh, sehingga aku berkata, apakah beliau membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah)? (Muttafaq Alaihi)
Ummul Kitab adalah surat Al-Fatihah. Dinamakan demikian, karena surat Al-Fatihah mengandung maksud keseluruhan Al-Quran secara global, sekaligus ia merupakan surat pertama dalam urutan Al-Quran. Dan Al-Fatihah ini termasuk surat yang pendek, yang hanya terdiri dari tujuh ayat saja. Namun meskipun Al-Fatihah cukup pendek, Aisyah Radhiyallahu Anha menggambarkan shalat sunnah fajar Nabi seolah-olah beliau tidak membacanya, dikarenakan amat ringkasnya beliau dalam mengerjakan shalat sunnah fajar ini.
Hafshah Radhiyallahu Anha berkata, Apabila fajar telah terbit, Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam tidak shalat lagi selain hanya dua rakaat ringan. (HR Muslim)
Jadi, meringankan shalat sunnah qabliyah subuh atau shalat fajar dengan memendekkan gerakan dan bacaan adalah salah satu kebiasaan yang selalu dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam.
(Sumber: 160 Kebiasaan Nabi saw)

0 komentar:

Posting Komentar