Rabu, 03 Maret 2010

MENGAJARKAN ANAK MENGATUR UANG

Ini adalah sekedar tips yang telah saya terapkan pada anak - anak saya, namun bukan berarti saya hendak menggurui hanya ingin berbagi karena saya juga masih dalam taraf belajar semoga bermanfaat bagi para penikmat blog ini.
  1. Sejak anak - anak masih usia TK, saya membiasakan memberikan pada mereka uang rp 1000,- setiap hari, tapi tujuannya bukan untuk jajan tapi untuk mereka tabung di celengan kaleng besar yang saya belikan untuk mereka. Biasanya setelah 1 bulan kami buka bareng - bareng, lalu kami hitung dari jumlah yang didapat biasanya kami sisihkan sedikit untuk dimasukkan dalam tabungan amal yang fungsinya untuk mengajarkan pada mereka beramal dan sisanya kami masukkan dalam tabungan pokok yang gunanya untuk memenuhi keinginan mereka bila menginginkan sesuatu / mainanan. Jadi kami tidak pernah membiarkan mereka mendapatkan sesuatu tanpa usaha itu pelajaran pertama untuk mereka. 
  2. Menginjak usia SD, saya tidak pernah mengijinkan mereka membawa uang jajan ( uang diberikan untuk ditabung bukan buat jajan ). Sebagai gantinya meski rada repot tapi saya selalu membekali mereka makanan atau jajanan dari rumah, selain lebih bersih juga mengajari mereka untuk tidak boros. Bahkan sekali waktu saya mengajak mereka berjualan makanan yang saya masak sendiri seperti nasi goreng, puding, es buah dsb untuk dijual disekolah, kebetulan hal tersebut sangat didukung oleh para guru mereka. Tujuan saya selain ingin mengajarkan proses mendapatkan uang juga untuk mengikis rasa malu dan gengsi. Hasil dari penjualan tersebut biasanya masuk ketabungan mereka sendiri. Hasilnya mereka bersemangat berjualan tanpa ada rasa malu dan gengsi. Mereka semakin menghargai arti uang dalam arti tidak suka membelanjakan uang untuk barang yang sia - sia itu pelajaran kedua untuk mereka.
  3. Seiring waktu kini saya membiasakan pada mereka untuk dapat mengelola uang sendiri, anak pertama saya kela 1 SMP dan anak bungsu saya kelas V SD, setiap bulan saya memberi jatah bulanan pada mereka jika pada yang SMP saya beri rp 150.000,- perbulan maka anak yang SD, saya beri jatah rp 100.000,- perbulan. Uang itu untuk semua kebutuhan mereka dalam sebulan. Sepertinya sadis yah........ tapi siapa sangka ketika kami evaluasi setiap akhir bulan mereka selalu melaporkan bahwa uang bulanan mereka masih ada sisa untuk masuk ketabungan mereka. Sisa yang mereka laporkan terkadang separoh atau sepertiga dari jumlah yang saya berikan. Tapi kebiasaan membawa bekal tidak pernah berhenti lho........bahkan pada yang sudah SMP sekalipun masih suka bawa bekal, kalau ditanya " Apa gak malu, mas ?", dengan santai ia bilang" Ngapain malu, teman lain banyak juga kok". Mereka semakin mengerti cara membelanjakan uang mereka itu pelajaran ketiga untuk mereka.
Keuntungannya sudah tentu banyak, selain pandai berhemat ( bukan pelit lho karena mereka selalu mau menyisihkan untuk sedekah ) saya juga tak pusing bila tanggal tua tapi mereka ada keperluan mendadak seperti study tour atau iuran kelas lainnya.
Hanya saja sebagai anak - anak tetap saja terkadang mereka lupa dan muncul sifat ajaibnya seperti misalnya ketika anak sulung saya memutuskan untuk tidak membeli buku untuk budaya baca di sekolahnya, dengan   alasan bisa pinjam tapi tiba - tiba suatu hari dalam perjalanan balik ke Jakarta setelah mudik ke Surabaya, dengan bangganya ia memamerkan topeng barongsai yang baru dibelinya saat baru balik dari sholat Dzuhur..........ha..ha...ha.......dasar anak - anak, Pelajarannya kita tetap gak boleh lengah mengawasi mereka dalam segala hal.
Tapi setidaknya tips diatas dapat mencegah anak dari sifat boros ya khan........ tidak ada salahnya dicoba. Selamat mencoba !!!!

0 komentar:

Posting Komentar